2022-12-16 18:20:06
Sharing Perwakilan Wali Santri (orang tua Alvin Kelas 9) pasca wawancara oleh Assesor BAN-SM
Assalaamu’alaikum WR WB
Yth Ustadz/Ustadzah dan Ayah-Bunda
Mohon ijin untuk memposting beberapa poin saat kami diwawancarai oleh asesor BAN-SM saat visitasi akreditasi SMP-IT Assalaam, hari ini Sabtu 6/8/2022, jam 08.10 s.d 09.15.
- Perlu kami posting di GWA ini karena barangkali Ayah-Bunda juga brkepentingan sebab kami diundang sebagai “wakil” orang tua santri; pun demikian barangkali Ustadz/dzah yang selama ini sudah berjibaku mempersiapkan akreditasi juga berkepentingan utk mengetahui apa “suara” ortu santri saat berhadapan dengan asesor
- Jawaban kami kepada asesor yang kemudian menjadi materi postingan ini disusun apa adanya, tanpa framing, skenario, setting, pengkondisian atau pun yang lain; termasuk tidak bermaksud takabbur, ujub, sum’ah atau atau yang lain.
- Wawancara dengan dua asesor dilakukan di dua waktu yang berbeda (tidak bareng). Postingan merupakan gabungan dari dua wawancara. Asesor 1: Drs. Daryono, M.Si. Asesor 2: Dwi Henny L., S.Pd.
- Secara teknis, jawaban disusun dalam kalimat langsung; sebagian lagi tidak langsung.
- Postingan akan kami pecah menjadi beberapa bagian untuk menghindari “kepenatan” dalam membaca
(1)
+ (Asesor) : Apa alasan Bapak menyekolahkan di sini?
- (Ortu) : Ada dua alasan Pak, pertama Character Building dan Prestasi Akademik. Dengan sedikit pengetahuan kami tentang pesantren, memang ada beberapa warna atau tipe pesantren, dan ABSP menurut kami adalah tipe pesantren yang mampu mendidik karakter santri; dan itu terkonfirmasi oleh kami saat anak di rumah/libur sekolah. (Kemudian kami menceritakan contoh2 character building yg berhasil saat mereka di rumah)
+ : Kalau yang Prestasi Akademik?
- : Sblm memutuskan mendaftar di ABSP, secara informal kami mencari informasi tentang sekolah2 di Pekalongan yang berprestasi, salah satu indikatornya adalah nilai kelulusan ujian nasional; dan ternyata ABSP secara konsisten selalu berada di kelompok atas.
(Asesor yg bernama Drs. Daryono usia 61 tahun, sudah purna/pensiun sebagai PNS, namun masih aktif sebagai asesor BAN-SM)
(2)
+ : Pernahkah diundang rapat oleh pihak sekolah/yayasan untuk membahas tentang sekolah?
- : Pernah, namun karena kondisi dua tahun belakang ini masih pandemi, maka beberapa koordinasi antara pihak sekolah dengan orang tua dilaksanakan secara online.
(Kami juga sampaikan bahwa dulu saat ujian masuk, sekolah sudah mengundang secara fisik calon ortu santri. Kami imbuhkan juga saat ortu diundang dlm kegiatan Peletakan Batu Pertama SMA-IT yang sekaligus menyaksikan penampilan santri yang berprestasi. Karena sblmnya ada pertanyaan pernahkah diundang sekolah untuk mendampingi/menyaksikan prestasi anak-anak.)
+ : Apakah sekolah secara periodik menginformasikan perihal perkembangan pendidikan anak di pondok?
- : Untuk pendidikan formal/sekolah, ada laporan yang disampaikan dalam bentuk rapot secara reguler minimal 1 kali dalam 1 semeter. Namun ada juga laporan yang diberikan secara insidental jika anak mendapatkan prestasi tertentu, mengikuti lomba, dsb.
Untuk yg pendidikan tahfidz juga ada laporan secara berkala dari ustadz tahfidznya. Itu terkait progress tahfidz anak.
(3)
+ : Apa yang pernah dikeluhkan oleh santri tentang kondisi sekolah/pesantren?
- : … (sesaat saya berfikir untuk mengingat kembali apa yg pernah dikeluhkan santri)…
+ : mungkin tentang kedisiplinan, menu makan atau …
- : Oh iya… anak pernah mengeluhkan menu makanan yang kurang sesuai seleranya. Namun saya sampaikan kepada anak saya bahwa memang demikianlah kehidupan di pesantren, dan seterusnya…. Jadi keluhan tersebut lebih karena anak saya yang masih beradaptasi dalam hal menu makan, jika sebelumnya saat di rumah “serba ada”, namun saat di pesantren memang terbatas.
+ : Pernahkan anak menceritakan sesuatu yang negatif tentang sekolah/pesantren…?
- : …(kembali sesaat saya berfikir mengingat)… Pernah Bu, walaupun menurut saya masih dalam batas kewajaran. Jadi kalau tidak salah, santri itu tidak boleh untuk tidak mengenakan baju atasan (Jawa: nglego). Namun pernah ada santri yang melanggar hal tsb. Tapi menurut saya masih bisa difahami karena kadang kondisi panas/sumu’. Asalkan tidak menjadi kebiasaan atau habit dan dikembalikan pada aturan saya rasa masih dalam batas yg dapat ditolerir
(4)
+ : Pernahkah dilibatkan sekolah untuk membahas tentang biaya sekolah?
- : Pernah dalam konteks (1) Informasi tentang penggunaan biaya-biaya yang kami bayarkan; (2) Opsi atau pilihan biaya bulanan yang disanggupi oleh ortu.
+ : Menurut Bapak, biaya pendidikan di sekolah sini, mahal atau tidak?
- : Ibarat orang yang jualan ya Bu, maka antara harga yang kami bayar dengan “barang” atau manfaat yang kami rasakan itu sudah sesuai. Bahkan dalam unsur tertentu, di yang kami terima itu di atas harapan, over-expectation.
Tapi menurut pendapat kami, biaya di sekolah ini bisa ditingkatkan lagi untuk lebih meningkatkan sarpras, layanan dan kesejahteraan para guru.
(Saat ngobrol informal dgn asesor dan ustadz/dzah usai wawancara, asesor 1 mengatakan bahwa biaya 1,3 – 1,5 itu murah...masih murah. Lalu saya menambahkan: sekolah ini masih tetap berjalan karena keikhlasan)