2024-06-09 15:57:34
Wisuda Angkatan Ke-10 ABSP, Direktur: Terus Jaga Identitas Sebagai Muslim Sejati
“Assalaam Boarding School Pekalongan (ABSP) banyak meluluskan kader-kader yang Qurani sehingga bisa menjadi pemandu antara dzikir dan fikir. Para siswa dapat menguasai ilmu sekaligus ruhiyah dan tentu saja tidak lepas dari lindungan dan bimbingan Allah SWT,” apresiasi tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zainul Hakim, S.H, M.Hum.
Baru-baru ini, Assalaam Boarding School Pekalongan (ABSP) menyelenggarakan wisuda tahfidz dan akhirussanah di lapangan SMPIT-SMAIT ABSP, Sabtu (08/06/2024) lalu.
Wisuda angkatan ke-10 ini mengangkat tema "Generasi Muda Qurani: Pemimpin Masa Depan yang Cerdas dan Beriman" dengan jumlah santri yang di wisuda ada sebanyak 114 santri yang terdiri dari 51 santri putra dan 63 santri putri.
Perwakilan dari Steering Committee (SC) Syakiroh Fitriyati, S.Pd menyampaikan bahwa agenda wisuda ini sudah dipersiapkan sejak 1,5 bulan yang lalu oleh para panitia dan memiliki sedikit perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya dengan adanya anggota baru yaitu santri SMA-IT Assalaam Boarding School Pekalongan.
“Tahun ini kita kedatangan anggota baru yaitu santri SMA-IT. Wisuda kali ini tidak hanya dihadiri oleh santri kelas 9 saja, akan tetapi seluruh santri ABSP yang mana secara jumlah lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Syakiroh.
Direktur Assalaam Boarding School Pekalongan Muhtadin, M.Pd berharap kepada para wisudawan dan wisudawati dapat menjaga identitasnya sebagai seorang muslim, terlebih identitas sebagai penghafal Al-Quran dan menjadi muslim yang baik.
"Identitas kita adalah sebagai seorang muslim, menjadi muslim yang jujur, terpercaya sampai mati karena ini identitas kita semua yang harus selalu dijaga dimanapun kita berada," ujar Muhtadin.
Muhtadin juga menambahkan, "Apapun kebiasaan baik di pondok baik solat tahajjud, solat subuh berjamaah, dzikir al-ma’tsurot, kemudian KBM tahfidz, kemudian sekolah, kemudian belajar dan terus seperti itu. Kebiasaan yang sudah baik di pesantren, namun jika tidak punya keyakinan yang kuat dalam diri, itu akan lenyap kalau lingkungannya tidak sama seperti di pesantren. Kalau kita berhenti (dari kebiasaan baik), maka itu bukan identitas. Kuatkan identitas bahwa ‘saya penghafal Quran!’. Maka dengan menguatkan identitas itu, menjadi pecinta Quran tidak hanya saat di pesantren."
Kuatkan identitas dalam kehidupan sehari-hari
Muhtadin juga berharap, para wisudawan dan wisudawati tidak hanya membiasakan kebaikan saat di pesantren.
Dalam hal lain juga ketika kita mendeklarasikan diri kita bahwa “saya seorang pembaca buku!” maka itu akan jadi ciri khas jati diri kita. Bahwa identitas kita sebagai pembaca buku, maka identitas itu kuatkan. Nanti dimanapun kita akan melanjutkan jenjang berikutnya, kita sudah siap.
Gambaran identitas seorang muslim itu sholatnya berjamaah di masjid yang merupakan salah satu amalan dan ini sebuah prosesnya, kemudian ini akan terlihat dari hasilnya yaitu ketakwaan.
Ketua Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (YP2SI) Al-Ummah Kota Pekalongan Arif Prabowo, S.E juga menyampaikan kebiasaan selama 3 tahun harus dikuatkan kembali oleh orangtua maupun wali wisudawan wisudawati karena pengasuhan itu akan selalu melekat pada diri.
“Ketika sekolah sudah mengikhtiarkan dan memunculkan ghirah atau semangat Islam, maka ketika anak-anak kita kembali kepada orang tua agar senantiasa tumbuhkan ghirah itu, ketika memasuki jenjang berikutnya disitulah peran orang tua adalah menitipkan pada tempat yang benar karena selanjutnya anak-anak kita yang akan berproses sendiri,” pungkas Arif.
Lulusan terbaik SMP-IT ABSP tahun 2024 Adhi Kurniawan Hidayat memberi pengingat kepada adik kelas dan semua teman-teman yang di wisuda, jadilah diri sendiri dan harus patuh kepada orang tua dan Allah, karena itulah yang paling penting.